Eat, Pray, Love Perjalanan Menemukan Kehidupan



Eat Pray Love adalah film yang diadaptasi dari novel laris karya penulis Elizabeth Gilbert yang berjudul Eat Pray Love: One Woman’s Search for Everything Across Italy, India and Indonesia yang dirilis pada tahun 2006 lalu dan berhasil bertahan dalam daftar buku terlaris The New York Times selama 187 minggu. Proses pembuatannya sendiri, yang salah satu diantaranya dilakukan di Bali, sempat menjadi pemberitaan hangat di Indonesia.


Memusatkan kisahnya pada karakter Elizabeth Gilbert, Elizabeth sendiri merupakan seorang penulis wanita berusia 32 tahun yang kalau dilihat dari luar, telah memiliki segala hal yang dapat diimpikan seluruh wanita seusianya: karir, materi hingga suami yang menyayanginya. Namun entah mengapa, ada sesuatu hal yang dirasakan Elizabeth hilang dari dirinya, kebahagiaan hati. 
Ini yang membuat Elizabeth sering merasa galau dan akhirnya memutuskan untuk mengakhiri pernikahannya dengan sang suami, Steven (Billy Crudup). Elizabeth kemudian melakukan perjalanan pribadi selama setahun yang kemudian dibagi dalam tiga segmen seperti yang dituliskan judulnya, Eat Pray Love.

Kisah perjalanan tersebut dimulai di Italia, dimana Elizabeth selama empat bulan menghabiskan waktunya untuk menikmati berbagai sajian lezat yang terdapat di negara Menara Pisa tersebut. Empat bulan kedua Elizabeth habiskan di India, dimana Elizabeth diceritakan berusaha menumbuhkan kembali kedekatan dirinya dengan Tuhan. Bali, Indonesia, adalah tempat dimana Elizabeth merencanakan untuk mengakhiri perjalanannya. Tujuan awal Elizabeth sendiri ke kota tersebut sebenarnya untuk menemui kembali Ketut Liyer yang pernah ditemuinya dahulu ketika ia berwisata ke Bali.


Namun, setibanya di Bali, Elizabeth malah bertemu dengan seorang pria yang secara perlahan berhasil memberikannya kesempatan untuk kembali percaya pada keberadaan cinta. Bagi sebagian orang, sikap Elizabeth yang dengan begitu saja meninggalkan kehidupannya – termasuk dengan menceraikan suaminya — karena kegalauan hati dan kebahagiaan diri sendiri mungkin dipandang sebagai sesuatu hal yang egois.


Dari sinopsis diatas dapat terlihat kalau film ini bisa berkaitan dengan teori psikologi humanistik. Psikologi Humanistik adalah suatu pendekatan mengenai pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Menurut para ahli psikologi, aktualisasi diri adalah motivasi orang yang sehat, jadi manusia yang sadar dan rasio tidak lagi dikontrol oleh peristiwa masa lalu. Bagi  Humanistik, aktualisasi diri akan terhambat jika melihat masa lalu. Oleh sebab itu, humanistik lebih melihat pada masa sekarang.Jika psikoanalisis berkeyakinan bahwa perilaku manusia dikendalikan dan diatur oleh kekuatan tak sadar dalam diri, sedang behaviorisme meyakini bahwa semua perilaku dikendaikan oleh faktor-faktor eksternal dari lingkungan, maka humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat kehidupan mereka. Mereka  memandang bahwa manusia memiliki kemampuan untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.salah satu tokoh psikologi humanistik adalah abraham maslow yang terkenal dengan teori Hierarchy of need ( hirarki kebutuhan ).


1. kebutuhan fisiologis (eat)


kebutuhan fisiologis bersifat homeostatik ( usaha untuk menjaga keseimbangan unsur fisik ) seperti makan, minum, gula, garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan seks. Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut ( kelaparan dan kehausan ) semua kebutuahn lain ditinggalkan dan semua orang mencurahkan untuk dapat memenuhi kebutuhan fisiologis.seperti dalam film ini menceritakan Elizabeth yang pergi ke negara italia untuk menikmati berbagai macam makanan lezat yang ada di negara tersebut, yang berarti kebutuhan fisiologis sudah tercapai.

2. Kebutuhan Aktualisasi diri (pray)
 kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu tidak mampu mewujudkannya/ memakainya secara maksimal. Aktualisasai diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri, untuk menyadari semua potensinya, untuk menjadi apa saja yang ia inginkan. Manusia yang dapat mencapai tingkat ini adalah manusia yang utuh. Mereka mengekspresikan kebutuahn dasar mereka secara alami, dan tidak mau ditekan oleh budaya. Seseorang yang telah sampai pada tingkat aktua;isasi diri, menunjukan bahwa ia ingin berkembang, ingin berubah, dan ingin mengalami transformasi menjadi lebih bermakna.
Negara tujuan selanjutnya adalah India, disini Elizabeth mendekatkan dirinya kepada tuhan, menemukan ketenangan dan menginginkan dirinya berubah dan memiliki kehidupan yang lebih baik dan juga bermakna.

3.  kebutuhan memiliki cinta (love)
Ketika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan sebagian besar sudah terpenuhi, maka lapisan ketiga kebutuhan mulai muncul.Anda mulai merasa perlu memiliki teman, kekasih, anak-anak, hubungan kasih sayang secara mendalam dan ikatan social.Anda mulai merasa rentan terhadap kesepian dan kegelisahan social. Dalam kehiduan sehari-hari, kita menunjukan kebutuhan ini dalam bentuk keinginan untuk menikah, memiliki keluarga, menjadi bagian dari sebuah komunitas, bagian dari keluarga besar, daan anggota suatu klub, termasuk juga bagian dari apa yang kita cari dalam sebuah karir.
Bila diawal film menceritakan kehidupan Elizabeth yang merasa terpuruk karena kehidupan percintaan dengan suaminya telah hancur dan bercerai maka dalam film ini Elizabeth kembali menemukan cintanya kembali saat mendatangi pulau Bali dan bertemu dengan seorang pria yang secara perlahan berhasil memberikannya kesempatan untuk kembali percaya pada keberadaan cinta. 


Komentar

Postingan Populer