Strategic Family Therapy (Terapi Keluarga)


Strategic Family Therapy adalah pendekatan konseling yang dimana dilakukan dengan taktik-taktik atau strategi yang sudah dirancang dan dilaksanakan sesuai prosedur serta secara hati-hati. Selain itu pendekatan konseling keluarga ini langsung menangani masalah-masalah yang ada dikeluarga.

Ada beberapa konsep karakteristik hasil penggabungan konsep dari Alto Palo Group dan Erickson yaitu sebagai berikut:
1.         Fokus pada pola komunikasi keluarga yang digunakan saat ini yang berfungsi mempertahankan masalah.
2.         Treatment goals berasal dai masalah atau gejala yang ditampakkan.
3.         Memiliki keyakinan bahwa perubahan bisa terjadi dengan cepat dan tidak membutuhkan insight pada penyebab terjadinya masalah tersebut.
4.         Memanfaatkan resistensi untuk mengajak perubahan dengan menerapkan strategi khusus.
Teknik-Teknik
Pendekatan Strategis sebagian besar difokuskan pada pemilihan strategi yang disesuaikan dengan situasi khusus dari permasalahan yang terjadi di keluarga tersebut. Masing-masing terdiri dari  model yang sedikit berbeda pada tekniknya, berikut penjelasannya:
A.  Mental Research Institute (MRI), 
Menggunakan 6 langkah dala proses konselingnya yaitu:
1.    Introduction dan setup dimana sudah diterapkan pemberian motivasi.
2.    Menentukan definisi masalah pada perilaku yang tampak saja.
3.    Estimation Perilaku.
4.    Setting goals, pada tahap ini sudah menentukan perilaku apa yang ingin dicapai selesainya proses konseling.
5.    Selecting Dan Membuat Intervensi
a.    Reframing - menyediakan keluarga pengobatan yang rasional. MRI terapis mungkin tidak percaya apa yang dikatakan keluarga, tapi itu tidak penting asalkan penjelasan rasional. Point penting pada sesi bukan untuk membuat anggota Insight, tapi untuk mendorong kepatuhan.
b.    Outpositioning - Meminta seseorang mengambil peran anggota lain.
c.    Paradoxical - kepatuhan dengan dasar hanya menginginkan anggota keluarga dapat merubah perilakunya.
d.   Symptom atau Paparan dengan pradoks yang mengungkapkan hubungan-hubungan keluarga yang tidak tampak.
e.    Restraining - mengatakan keluarga mereka tidak bisa bergerak sangat cepat jika mereka tidak siap.
6. Termination (pengakhiran)
B. Milan 
Ada beberapa model Milan. Model asli adalah sangat strategis. Keluarga akan dirawat oleh tim cotherapist pria dan wanita, terapi diamati oleh anggota tim lainnya, keluarga terlihat sekali sebulan hanya 10 sesi . Terapi seharusnya netral dan jauh. Terdapat 5 sesi, yaitu:
1.    Presession – membuat hipotesis tentatif
2.    Session - hipotesis diuji dan disempurnakan
3.    Intersession - tim akan bertemu dengan terapi sementara keluarga menunggu.
4.    Intervention - terapi akan kembali untuk memberikan intervensi . Ada beberapa intervensi biasanya digunakan
a.         Positive konotasi, melakukan reframe pada masalah yang dihadapi tetapi selama proses berlangsung semua anggota keluarga tidak diperbolehkan menyalahkan satu sama lainnya.
b.        Rituals adalah arahan untuk melibatkan seluruh keluarga dalam beberapa perilaku yang berlebihan atau aturan dan mitos yang diterapkan di keluarga. Anggota keluarga mungkin berterima kasih satu sama lain untuk gejala masing-masing.
5. Post - sesi - tim akan menganalisis reaksi keluarga dan rencana untuk sesi berikutnya.
Brief Stratefic Family Therapy (BSFT)
Brief Strategic Family Theraphy adalah salah satu variasi dari pendekatan strategic yang sering digunakan. Brief Strategic Family Therapy dikembangkan oleh Research Institute Brief Therapy Center dan The Milan Center for Family Studies. Pendekatan ini memiliki pandangan bahwa keluarga adalah kunci utama dalam perkembangan anak dan remaja. BSFT dirancang untuk langsung otomatis dapat melihat pola seperti apa yang terjadi dalam keluarga dan kemudian dijadikan rancangan intervensinya. (Szappocznik, dkk, 2012).
Teknik-Teknik BSFT
Reframing, digunakan untuk mengurangi dampak negatif yang memperngaruhi interaksi yang berlangsung didalam keluarga selagi menumbuhkan motivasi/keinginan untuk berubah sesuai target. Dengan itu terapis diharapkan dapat menjalin dan menjaga hubungan kerja yang efektif (joinning) agar terapi dapat terlibat dengan kegiatan yang dilakukan kelurga tersebut. Selain itu terapis juga diharapkan menjadi fasilitator untuk interaksi dalam keluarg serta merubah dampak negatif kedalam interaksi konstruktif yang membentuk keinginan keluarga tersebut untuk berubah.
Restructuring,setelah menjalankan reframing yang menjadi batu loncatan untuk intervensi restrukturalisasi yang mengubah hubungkan keluarga dari yang bermasalah menjadi mendukung satu sama lainnya. Adapun beberapa hal yang termasuk proses restrukturalisasi yaitu:
a)Directed,redirected, dan blocking terhadap komunikasi yang mereka lakukan.
b)   Merubah family alliance.
c)   Membantu anggota keluarga mengembangkan kemampuan pemecahan masalah (konflik).
d)   Membantu anggota keluarga untuk mengembangkan managemen tingkah laku yang efektif, dan kemampuan managemen problem solving.
e)    Mendorong positive parenting, parental leadership skills.
Pada teknik ini, setiap sesi tidak pernah lepas dari pemberian tugas, setiap satu sesi berakhir akan diberikan tugas, sesi berikutnya berlangsung akan diberikan tugas kembali begitu seterusnya.









Dikutip dalam laman
http://anggafitrianaa.blogspot.com/2013/10/konseling-keluarga-strategic-family.html?m=1



Komentar

Postingan Populer