fahma programmer cilik asal indonesia



Image result for fahma waluya rosmansyah




Fahma waluya rosmansyah (lahir di BandungJawa Barat27 Mei 1998) adalah programer cilik asal Indonesia. ia memulai sebagai seorang programer cilik saat usia SMP, banyak hasil karyanya seperti game mobile sampai game smartphone yang mengandung unsur edukasi.

anak berusia 12 tahun ini memiliki visi untuk mengubah paradigma yang sudah tertanam di benak masyarakat sejak bertahun-tahun itu. Dia berpikir aktivitas membuat game sama serunya dengan bermain game.
Dengan demikian, kata dia, setiap orang harus bisa membuat game karena pada dasarnya tantangan yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan pada saat bermain game.
Konsep yang dia pegang sejak sekitar tiga tahun lalu itu diwujudkannya dengan rajin membuat game. Setidaknya hingga saat ini lebih dari 20 game telah berhasil ditelurkan siswa kelas 1 SMP Salman Alfarisi Bandung ini.
“Memang ternyata membuat aplikasi game itu sangat seru, sama asyiknya dengan ketika bermain game di komputer atau di handphone,” ujarnya.
Di samping itu, latar belakang Aa—sapaan akrabnya di keluarga—rajin membuat game adalah minimnya aplikasi permainan yang murni untuk kalangan anak-anak, terutama game di ponsel. Padahal, jumlah pengguna ponsel di seluruh dunia hingga pertengahan tahun ini telah mencapai lima miliar orang.
“Mayoritas game yang dipasarkan saat ini untuk kalangan 18 tahun ke atas sehingga sangat riskan untuk dimainkan oleh anak-anak karena dikhawatirkan pola pikir anak-anak belum mampu untuk menjangkaunya,” tegas anak yang bercita-cita menjadi dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Kehebatan Aa dalam mengutak-atik komputer bukan tanpa asal-muasal. Menurutnya, ketertarikannya akan dunia animasi dan game dipicu dari mimpinya menjadi seorang animator dan programer setiap dia menonton animasi atau main game. “Jadi, setiap saya nonton animasi atau lihat game saya bermimpi kalau saya yang buat. Saya bilang sama ibu, seru kelihatannya kalau saya bisa buat animasi atau aplikasi sendiri,” katanya dengan penuh percaya diri. Dari situlah, Aa kemudian mulai belajar mendesain dan membuat aplikasi edukasi. Berawal dari buku pemberian ayahnya, Aa kemudian serius menekuni hobi barunya. “Dari kelas 4 SD saya mulai belajar membuat aplikasi. Awalnya coba-coba sendiri di komputer. Terus diberi buku panduan oleh ayah. Dari membaca buku lalu coba-coba lagi. Akhirnya tahu shortkey. Akhirnya bisa membuat aplikasi, animasi, dan presentasi,” ungkapnya.
Bahkan, ‘aktivitas’ membuat game yang rutin dijalaninya bertahun-tahun itu membawanya bersama adiknya, Hania Pracika Rosmansyah, menerima penghargaan dalam beberapa lomba yang diikutinya, antara lain, juara pertama untuk kategori best secondary student project dalam ajang APICTA 2010, juara pertama dalam ajang INAICTA(Indonesian Information and Communication Technology Award) 2010, dan juara pertama kategori challenging IWIC (Indosat Wireless Innovation Contest) 2010.

Image result for fahma waluya rosmansyah

 ia dan adiknya, Hania Pracika Rosmansyah (6), memenangi lomba pembuatan ”software” Asia Pacific Information and Communication Technology Award (APICTA) International 2010 di Kuala Lumpur, Malaysia, Oktober lalu yang diikuti 16 negara.

Beberapa software yang diciptakan Fahma untuk ponsel, antara lain, Bahana (Belajar Huruf Warna Angka), DUIT (Doa Usaha Ikhlas Tawakal), Enrich (English for Children), Mantap (Matematika untuk Anak Pintar), dan Doa Anak Muslim (Prayers for Children).
”Pada saat adik saya berumur tiga tahun, ia sulit mengenali huruf. Lalu saya buatkan aplikasi sederhana di ponsel yang memungkinkan dia mengenali huruf, warna, dan angka. Soalnya, adik saya suka main-main dengan ponsel ibu,” kata Fahma.
Tak aneh kalau Fahma lalu membuat aplikasi di salah satu jenis ponsel Nokia berjudul ”My Mom’s Mobile Phone As My Sister’s Tutor” (Ponsel Ibuku untuk Belajar Adikku). Aplikasi itu ia buat dengan menggunakan Adobe Flash Lite.
Di APICTA, Fahma harus bertarung dengan siswa setingkat SMA. Ia mempresentasikan konsep di hadapan juri dengan aplikasi gerak buatannya yang memungkinkan presentasinya lebih menarik dan dinamis.
”Anak-anak Indonesia tak hanya bisa bermain PS (PlayStation), tetapi juga bisa membuat games sendiri yang keren,” kata Fahma tentang perlombaan yang diikutinya.
Software buatan Fahma dan Hania mengalahkan karya peserta dari negara lain dengan nilai ketat, yakni dengan karya peraih merit (runner up) SpringGrass karya Chung Hwa Middle School BSB (Brunei), Auto Temperature Descension Device by Solar Power karya Foon Yew High School (Malaysia), SimuLab karya Pamodh Chanuka Yasawardene (Sri Lanka), dan Destine Strategy karya Rayongwittayakom School (Thailand).
Atas prestasi yang ”spektakuler” untuk anak-anak seusianya, Fahma dan Hania mencetak rekor baru sebagai peserta termuda yang berhasil meraih juara APICTA. Kedua kakak-adik ini juga tercatat sebagai pembuat aplikasi Nokia termuda di dunia!

sumber: https://indonesiaproud.wordpress.com/2010/11/10/fahma-hania-pembuat-aplikasi-nokia-termuda-di-dunia/
wikipedia.com


artikel ini saya buat untuk memenuhi tugas psikologi pendidikan.
Nama: Devina Dwi Indiati
NPM: 12514845
Kelas: 1 PA 13

Komentar

Postingan Populer